Rabu, 03 November 2010
Harga Beras Mulai Turun
Tegal, Kompas - Harga beras di wilayah Tegal dan sekitarnya mulai turun dalam sepekan terakhir. Hal itu akibat berlangsungnya panen pada beberapa wilayah, serta menurunnya permintaan beras dari masyarakat.
Mahrudi (32), pedagang beras di Pasar Induk Beras Martoloyo, Kota Tegal, Rabu (3/11), mengatakan, penurunan harga beras berkisar antara Rp 100 hingga Rp 150 per kilogram (kg). Saat ini harga beras C4 kualitas pertama di penggilingan padi turun dari Rp 6.000 per kg menjadi Rp 5.900 per kg. ”Penurunan harga beras terutama di penggilingan padi dan pedagang besar. Kalau eceran masih stabil,” katanya.Menurut dia, harga beras mulai turun karena panen telah berlangsung di beberapa wilayah, termasuk Tegal dan sekitarnya. Bahkan, panen berlangsung sambung-menyambung, antara daerah yang satu dengan daerah lain.
Meski demikian, akibat banyaknya hujan, kualitas hasil panen padi tidak maksimal. Beras yang dihasilkan banyak yang rusak, sehingga harganya murah.
Turunnya harga beras, lanjut Mahrudi, juga akibat menurunnya permintaan beras dari masyarakat. Saat ini, rata-rata ia hanya mampu menjual sekitar 0,5 hingga 2 ton beras per hari, atau turun sekitar 40 persen dari kondisi normal. ”Kalau permintaan dari luar Jawa masih stabil,” ujarnya.
Nur Edi (50), pedagang beras lainnya di Pasar Induk Martoloyo mengatakan, kondisi pasar beras saat ini sedang sepi. Rata-rata, ia hanya mampu menjual sekitar lima kuintal beras per hari. Ia mengaku menjual beras C4 kualitas pertama Rp 6.500 per kg, dan beras C4 kualitas sedang Rp 6.100 per kg.
Penurunan harga beras tersebut, berimbas pada penurunan harga gabah dari petani, termasuk petani di wilayah Brebes.
Ketua Gabungan Kelompok Tani Mekar Tani Desa Pagejugan, Kecamatan Brebes, Mashadi, mengatakan, harga gabah kering giling (GKG) turun dari Rp 3.300 menjadi Rp 3.000 per kg, sedangkan harga gabah kering panen (GKP) turun dari kisaran Rp 2.000 hingga Rp 2.200 per kg, menjadi Rp 1.800 hingga Rp 1.900 per kg.
Saat ini, lanjutnya, hampir semua petani di Brebes sudah panen. Bahkan beberapa di antaranya sudah mulai bersiap untuk kembali memulai tanam. Akibatnya, harga gabah turun diikuti dengan penurunan harga beras.
Menurut dia, penurunan harga gabah dan beras yang terjadi setiap musim panen, sangat merugikan petani. Pemerintah seharusnya membantu mengatasi persoalan tersebut.
Misalnya, memindahkan subsidi pupuk ke subsidi harga jual padi. Selama ini, meski mendapatkan subsidi, sebagian petani kesulitan mendapatkan pupuk. Oleh karena itu, seharusnya subsidi tersebut diberikan pada harga jual hasil panen. (WIE)