Minggu, 24 Juli 2011

Alternatif Produk Pertanian

Indonesia adalah Negara yang sangat kaya, tetapi sebagai manusia Indonesia terkadang kita kurang jeli dalam memanfaatkan kekayaan itu. Jerami begitu melimpah. Saat petani panen padi, jerami melimpah ruwah di persawahan, dan itu hanya dibakar, ya ada sih manfaatnya sebagai humus, namun tidak efektif dan maksimal sebagaimana eksistensi akan jerami itu sendiri. Biasanya jerami hanya akan teronggok di sawah karena digunakan sebagai pakan ternak atau bahkan dibakar begitu saja. Bisa dibayangkan kemubadziran yang terjadi jika limpahan jerami tersebut hanya dibakar. Tetapi mungkin tidak hanya kemubadziran saja, karena ternyata pembakaran jerami akan menghasilkan emisi karbon yang memberi sumbangan akan terjadinya pemanasan global.

Sungguh ironis memang, disatu sisi jerami dan sekam melimpah hanya dianggap sebagai sisa yang memang harus dibakar. Sementara pupuk kimia semakin melambung tinggi saja, sementara petani mengeluhkan terjadinya kelangkaan dan mahalnya pupuk kimia. Dampaknya, jumlah dan jenis pupuk yang dapat mereka usahakan semakin terbatas serta waktu pemberian pupuk yang sering terlambat dapat berpengaruh terhadap produksi. Di samping itu, penurunan produktivitas lahan sawah yang marak di Indonesia dimungkinkan terjadi karena kejenuhan tanah akibat penggunaan pupuk anorganik dalam jangka waktu yang relative lama.

Peristiwa ini mencerminkan kurang maksimalnya pemanfaatan jerami dalam bidang pertanian padahal jerami memiliki potensi yang sangat besar dalam menggemburkan tanah jika dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. Bahkan dapat menjadi solusi yang sangat brilian untuk menangani permasalahan terjadinya pelandaian produktivitas lahan dan kelangkaan dan mahalnya pupuk kimia (Urea,TSP,ZA,SP36 atau KCl). Selain itu kompos juga memberikan manfaat yang sangat banyak, antara lain: memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, meningkatkan kandungan bahan organik, dan meningkatkan kesuburan tanah atau lahan.

Peningkatan produktivitas lahan secara berkelanjutan diperlukan terobosan yang mengarah pada efisiensi usaha tani dengan memanfaatkan sumber daya local yang ada selain itu juga diperlukan adanya pelestarian lingkungan produksi termasuk mempertahankan kandungan bahan organic tanah dengan memanfaatkan jerami padi atau limbah pertanian lainnya ataukah pemanfaatan sampah kota.

Dengan demikian dapat dilihat betapa banyak manfaat jerami dan sekam jika dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. Namun, realita di lapangan menyatakan betapa kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat khususnya petani akan potensi tersebut. Ketidaksadaran akan kecenderungan penggunaan pupuk anorganik yang dianggap lebih efisien dan mudah didapat di mana saja akan memperosokkan kita lebih jauh ke dalam jurang permasalahan pertanian yang tidak terkira. Karena bagaimana pun juga penggunaan pupuk anorganik dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan kerusakan tanah yang merupakan media paling lengkap tempat hidup tumbuhan sebagai satu-satunya produsen di muka bumi ini. Oleh karena itu, sangatlah penting merubah paradigma berpikir masyarakat kita bahwa penggunaan sesuatu yang instant dalam jangka panjang tidak selalu baik. Demikian juga dengan penggunaan pupuk anorganik.

Harus ada pengganti atau substitusi dari pupuk kimia/anorganik dan jawaban yang tepat adalah pupuk kompos. Selain beberapa keunggulan yang telah disebutkan di atas, cara membuat pupuk ini sangatlah mudah, apalagi bahan bakunya merupakan limbah padi yang sangat melimpah saat pasca panen. Lalu keuntungan besar apalagi yang harus dicari jika kita dapat mengubah sampah (jerami) menjadi emas (kompos)?. Kesadaran inilah yang harus ditanamkan pada seluruh masyarakat khususnya petani di negeri (Indonesia) super agraris ini.





Grab The Bookmarketer For Your Site
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...